Sekitar 75% penyemprotan dengan menggunakan tangki sprayer saat ini merupakan cara aplikasi pestisida yang paling umum dilakukan petani. Penyemprotan atau aplikasi pestisida merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), yaitu hama, penyakit dan gulma.
Penyemprotan pestisida yang tepat akan mendapatkan hasil yang tepat sasaran dan menghindari penggunaan pestisida yang sia-sia dan meminimalisir kerugian seperti pemborosan, keracunan pada tanaman, dan mencegah timbulnya sifat resistan hama terhadap pestisida.
BACA JUGA : Bagaimana Menentukan Dosis dan Konsentrasi Penyemprotan
Bagaimana cara dan teknik penyemprotan yang benar dan tepat sasaran?
Diketahui ada istilah 6 Tepat dalam teknik penyemprotan pestisida pada tanaman, yaitu:
1. Tepat Mutu
Pestisida yang digunakan harus bermutu baik, terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu karena efekasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
2. Tepat Sasaran
Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang. Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang.
3. Tepat Jenis Pestisida
Jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua jenis tanaman. Oleh karena itu, dipilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
4. Tepat waktu
Waktu penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan populasi hama atau kondisi kerusakan yang ditimbulkannya apa telah mencapai ambang ekonomi. Selain itu, stadia pertumbuhan tanaman dan keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap waktu penggunaan pestisida.
Waktu penyemprotan pestisida bisa dilakukan pada pagi hari, tetapi lebih baik dilakukan pada sore hari karena pada umumnya OPT (khususnya serangga hama) pada tanaman aktif pada sore/malam hari.
5. Tepat Dosis/Konsentrasi.
Dosis atau konsentrasi pestisida yang digunakan mempengaruhi daya bunuh terhadap OPT. Penggunaan dosis yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen sehingga membahayakan bagi konsumen. Tingginya dosis penggunaan pestisida dapat juga memacu timbulnya OPT yang resisten terhadap pestisida yang digunakan.
6. Tepat Cara Penggunaan.
Pada umumnya penggunaan pestisida dilakukan dengan cara disemprot. Sebelum dilakukan penyemprotan pestisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain Peralatan semprot (sprayer/nozel ), alat pelindung keamanan, dan keadaan cuaca (intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan kelembaban udara).
Adapun cara penyemprotan yang baik adalah dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin, kecepatan jalan penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak spuyer dengan bidang semprotan atau tanaman sekitar 30 cm.
Namun hal yang lebih penting dari prinsip 6 Tepat itu adalah apakah penyemprotan yang kita lakukan sudah baik? Apa kriterianya?
Apa Kriteria Penyemprotan yang Baik
Setidaknya ada 5 parameter atau kriteria penyemprotan yang harus dipenuhi agar pengendalian OPT berhasil.

1. Ukuran Butiran Semprot
Saat menyemprot, larutan semprot harus dipecah (oleh nozzle, spuyer) menjadi butiran semprot (disebut DROPLET). Ukuran droplet disesuaikan dengan opt sasarannya. Untuk menyemprot hama dan penyakit digunakan droplet halus sampai sedang. Sementara untuk gulma digunakan droplet sedang hingga kasar.
Butiran semprot halus biasanya diperoleh dari nozzle kerucut, droplet sedang dari nozzle kipas, dan droplet kasar dari nozzle polijet.
2. Distribusi Semprotan
Butiran semprot harus didistribusikan ke bidang sasaran (umumnya daun) secara merata, baik di seluruh kebun (distribusi horizontal) maupun pada daun tanaman (distribusi vertikal). Jangan lupa helaian daun bagian bawah!!
3. Liputan
Droplet harus menutupi daun debgan jumlah yang cukup. Makin banyak droplet menutupi bidang sasaran (daun), makin besar kemungkinan opt terpapar pertisida. Liputan minimal utk pestisida sistemik adalah 20-30 droplet/cm2 bidang sasaran, dan 50-70 droplet/cm2 utk pestisida non-sistemik.
Untuk penyemprotan konvensional di darat kita tidak usah merisaukan angka liputan minimal tersebut. Petani kita biasa menyemprot hingga basah kuyup, sehingga liputannya sering berlebihan. Tetapi liputan minimal penting utk penyemprotan ULV yang volume semprotnya sangat rendah (misalnya penyemprotan dari udara).
4. Volume Semprot
Volume semprot adalah jumlah larutan semprot yang digunakan untuk menyemprot satu satuan luas lahan. Biasa dinyatakan dalam liter/ha.
Volume semprot bervariasi tergantung pada Jenis pestisida, umur Dan Jenis tanaman, serta alat semprot. Yang penting, larutan semprot dapat didistribusikan secara merata dan tidak terlalu berlebihan. Dengan peralatan khusus, volume semprot dapat serendah 30-50 liter/ha. Volume semprot dng sprayer punggung utk tanaman semusim berkisar antara 200 – 700 liter/ha.
5. Recovery
Intinya tidak banyak pestisida yang terbuang saat penyemprotan sehingga pestisida yang menempel di bidang sasaran bisa optimal.
Recovery adalah perbandingan antara pestisida yang menempel di daun dibandingkan dng dosis, dinyatakan dalam %.
Sumber:
- Image: Hortikultura Litbang Pertanian
- Artikel: Postingan FB Panut Djojokusumo tanggal 11 Sept. 2020
- Tabloid Sinar Tani